Margarin merupakan mentega nabati karena dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit, atau minyak bebijian. Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit sebenarnya merupakan minyak yang baik karena mempunyai konfigurasi CIS (konfigurasi yang benar). Namun, agar menjadi margarin yang padat, minyak kelapa/kelapa sawit mengalami proses “hidrogenasi”. Akibat proses hidrogenasi maka minyak kelapa/kelapa sawit mengalami perubahan konfigurasi menjadi TRANS (konfigurasi menyimpang).
Selain pada margarin, minyak TRANS juga terdapat pada minyak goreng yang dipanaskan menggunakan suhu tinggi dan berkali-kali. Oleh karena itu produk makanan yang diolah menggunakan minyak TRANS juga mengandung minyak TRANS, seperti donat, kripik, ayam goreng, kue yang digoreng, fast-food berminyak. Minyak/lemak trans juga terdapat di dalam mentega putih (shortening) dan santan yang dimasak sampai kental.
Akibat buruk konsumsi minyak trans:
1. Menurunnya kadar HDL-kolesterol (istilah populernya “kolesterol baik”)
2. Meningkatnya kadar LDL-kolesterol (istilah populernya “kolesterol jahat”) sehingga memicu penyempitan pembuluh darah (aterogenik) dan penyakit jantung koroner
3. Terhambatnya pengikatan insulin oleh darah sehingga memicu timbulnya diabetes (diabetogenik)
4. Terganggunya fungsi sistem kekebalan untuk melawan virus, bakteri, dan protozoa.
5. Terganggunya fungsi sistem metabolisme karena terhambatnya kerja enzim.
6. Terganggunya produksi Air Susu Ibu (menghambat pembentukan krim susu)
7. Meningkatnya kecenderungan menjadi obesitas (kegemukan).
8. Meningkatnya pembentukan radikal bebas yang dapat merusak DNA dan meningkatkan resiko kanker (karsinogenik).
SARAN:
1). Batasi penggunaan bahan makanan yang mengandung minyak/lemak TRANS (margarin, mentega putih) serta makanan-makanan hasil olah dari bahan makanan tersebut.
2). Hindari menggoreng makanan menggunakan minyak goreng yang digunakan berkali-kali.
3). Batasi sampai sesedikit mungkin konsumsi makanan bersantan kental.
Sumber: FB Joko Sutopo